Safinah An-Najah
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamin
Dengan nama Allah Yang
Maha Pengasih Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam
Wabihii Nasta'iinu 'Alaa Umuuriddunyaa Waddiini Washollallaahu
'Alaa Sayyidinaa Muhammadin Khootamannabiyyiina Wa Aalihii Washohbihii
Ajma'iina.
Dan dengannya kami mohon
pertolongan atas segala urusan dunia dan agama. Dan Allah bersholawat atas
junjungan kita Muhammad penutup para Nabi dan atas keluarganya dan sahabatnya
semua
Walaa Hawla Walaa Quwwata Illaa Billaahil'aliyyil 'Azhiim.
Dan
tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi Maha
Agung.
Rukun Islam
Arkaanul Islaami
Khomsatun : Syahaadatu An Laa Ilaaha Illallaahu Wa Annna Muhammadan
Rosuulullaahi, Wa Iqoomushsholaati, Wa Iitaauzzakaati, Wa Shoumu Romadhoona, Wa
Hijjul Baiti Man Istathoo'a Ilaihi Sabiilan.
FASAL Rukun Islam ada 5 perkara:
(1) Syahadat; Bersaksi bahwa tiada tuhan selain
Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah
(2) Mendirikan (mengerjakan) shalat
(3) Membayar zakat
(4) Berpuasa ramadhan
(5) Berhaji ke bait (Allah) bagi yang mampu untuk
(biaya) perjalanan
Rukun
Iman
Arkaanul Iimaani
Sittatun : An Tu'mina Billaahi, Wa Malaaikatihii, Wa Kutubihii, Wa Rusulihii, Walyaumil
Aakhiri, Wabilqodari Khoyrihi Wasyarrihi Minalaahi Ta'aalaa.
FASAL Rukun Iman ada 6 perkara:
(1) Beriman kepada Allah
(2) beriman Malaikat Allah
(3) beriman kepada kitab Allah
(4) beriman kepada Rasul Allah
(5) beriman kepada hari akhir (kiamat)
(6) beriman kepada takdir yang baik dan takdir yang buruk
dari Allah Ta’ala
Wama'naa Laa Ilaaha Illallaahu Laa Ma'buda Bihaqqin Fil
Wujuudi Illallaahu.
FASAL Pengertian kalimat “Lailahailallah” adalah bahwa tiada yang patut disembah
secara haq didalam keberadaannya kecuali hanya Allah
Tanda-tanda Baligh
'Alaamaatul Buluughi Tsalaatsun : Tamaamu Khomsa 'Asyaro
Sanatan Fidzdzakari Wal Untsaa, Wal Ihtilaamu Fidzdzakari Wal Untsaa Litis'i
Siniina, Wal Haidhu Fil Untsaa Litis'i Siniina
FASAL Tanda-tanda baligh ada 3 perkara:
(1) sempurna umurnya 15-tahun
pada baik laki-laki dan perempuan
(2) bermimpi (mimpi basah) baik laki-laki dan
perempuan karena (berumur) 9-tahun
(3) Haid pada perempua karena
(berumur) 9-tahun
Thoharoh/Bersuci
Syuruuthul Istinjaai Bilhajari Tsamaaniyatun : An Yakuuna
Bitsalaatsati Ahjaarin, Wa An Yunqiya Al-Mahalla, Wa An Laa Yajiffa An-Najisu, Walaa
Yantaqila, Walaa Yathroa 'Alaihi Aakhoru, Walaa Yujaawiza Shofhatahu
Wahasyafatahu, Walaa Yushiibahu Maaun, Wa An Laa Takuuna Al-Ahjaaru Thoohirotan
FASAL Syarat sah beristinja’ dengan batu ada 8 perkara:
(1)
Hendaknya dengan 3-batu
(2)
(Ketiga batu) bisa membersihkan tempat (najis)
(3)
Najis belum kering
(4)
Najis belum berpindah ke tempat lain
(5)
Tidak bercampur dengan najis lain
(6)
Tidak melampaui Hasyafah (bila kencing)
(7)
Tidak terkena air
(8)
Harus dengan batu yang suci
Fardhu wudlu’
Furuudh Al-Wudhuui Sittatun : Al-Awwalu Anniyyatu, Ats-Tsaani
Ghoslu Al-Wajhi, Ats-Tsaalitsu Ghoslu Al-Yadaini Ma'a Al-Mirfaqoini, Ar-Roobi'u
Mashu Syaiin Min Ar-Ro'si, Al-Khoomisu Ghoslu Ar-Rijlaini Ilaa Al-Ka'baini, As-Saadisu
At-Tartiibu.
FASAL Fardhu wudlu’ ada 6 perkara:
(1)
Niat
(2)
Membasuh wajah
(3)
Membasuh kedua tangan besert kedua siku
(4)
Membasuh sebagian dari kepala (kulit/rambut)
(5)
Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki
(6)
Tertib
Tentang Niat
Wanniyyatu Qoshdu Asy-Syaii Muqtarinan Bifi'lihi. Wa
Mahalluhaa Al-Qolbu. Wattalaffuzhu Bihaa Sunnatun. Wa Waqtuhaa 'Inda Ghosli
Awwali Juz'in Minal wajhi
FASAL Niat adalah menyengaja sesuatu bersamaan dengan pekerjaannya,
adapun tempatnya niat didalam hati sedangkan mengucapkan dengan lisan itu sunnah.
Waktu niat ketika membasuh muka (bila mengerjakan wudlu’)
Tentang Tertib
Wattartiibu An Laa Tuqoddima 'Udhwan 'Alaa 'Udhwin
Adapun Tertib
adalah tidak mendahulukan (membasuh/mengerjakan) anggota wudlu’ atas anggota wudlu (yang
seharusnya diakhirkan)
Macam2 Air (Water)
Walmaau Qoliilun Wa Katsiirun. Al-Qoliilu Maa Duunal
Qullataini. Walkatsiiru Qullataani Fa Aktsaru
FASAL Air terbagi menjadi 2, air sedikit dan air banyak:
(1) Air
sedikit adalah air yang kurang dari kulah
(2) Air
banyak adalah air yang mencapai 2-kulah atau lebih
Keterangan: 2 Kullah bila diukur
dengan liter yaitu 216 liter kurang lebih, bila diukur wadahnya yaitu 60 cm x
60 cm x 60 cm
Qoliilu Yatanajjasu Biwuquu'innajaasati Fiihi Wain Lam Yataghoyyar. Walkatsiiru
Laa Yatanajjasu Illaa Idzaa Taghoyyaro Tho'muhu, Aw Lawnuhu, Aw Riihuhu
Air sedikit jika terkena najis
maka dihukum air mutanajis walaupun tidak berubah. Sedangkan air
banyak, jika kejatuhannajis tidak dihukumi air mutanajis kecuali bila berubah
rasa, warna dan baunya
Penyebab Wajib Mandi
Muujibaatul Ghusli Sittatun : Iilaajul Hasyafati Fil
Farji, Wakhuruujul Maniyyi, Wal Haidhu, Wannifaasu, Wal Wilaadat, Wal Mautu
FASAL Kewajiban mandi ada 6 perkara:
(1)
Memasukkan hasyafah kedalam farji’
(2)
Keluar sperma
(3)
Haid
(4)
Nifas
(5)
Melahirkan
(6)
Mati
Fardhu Mandi
Furuudhul Ghusli Itsnaani : Anniyyatu, Wata'miimul Badani
Bil Maa'i
FASAL Fardhu mandi ada 2 perkara:(1)
Niat, (2) Meratakan air keseluruh badan
Syarat Wudlu
Syuruuthul Wudhuui 'Asyarotun : Al-Islamu, Wattamyiizu,
Wannaqoou 'Anil Haidhi Wannifaasi Wa'an Maa Yamna'u Wushuulal Maai Ilal
Basyaroti, Wa An Laa Yakuuna 'Alal 'Udhwi Maa Yughoyyirul Maa-a, Wal'ilmu
Bifardhiyyatihi, Wa An Laa Ya'taqida Fardhon Min Furuudhihi Sunnatan, Wal Maau
Ath-Thohuuru, Wadukhuulul Waqti, Wal Muwaalatu Lidaaimil Hadatsi
FASAL Syarat wudlu ada 10 perkara:
(1)
Islam
(2)
Tamyis
(3)
Bersih dari haid
(4)
Bersih dari nifas
(5)
Bebas dari sesuatu yang bisa menghalangi sampainya air ke kulit
(6)
Tidak boleh ada satupun pada anggota wudlu’ yang bias merubah
air
(7)
Mengetahui fardhu wudlu
(8)
Tidak boleh beri’tiqad (menganggap) satu perbuatan fardhu diantara
fardhu fardhu wudlu dianggap sunnah
(9)
Harus dengan air yang membersihkan
(10)) Harus setelah memasuki waktu shalat bagi orang yang “dai’mul
hadats” (selalu berhadats)
Batal Wudlu
Nawaaqidul Wudhuui Arba'atu Asyyaa-a : Al-Awwalu
Al-Khooriju Min Ihdassabilaini Minal Qubuli Wadduuri Riihun Aw Ghoyruhu Illal
Maniyya, Ats-Tsaani Zawaalul 'Aqli Binaumin Aw Ghoyrihi Illaa Nauma Qoo'idin
Mumakkanin Maq'adahu Minal Ardhi, Ats-Tsaalitsu Iltiqoou Basyarotai Rojulin
Wamroatin Kabiiroini Ajnabiyyaini Min Ghoyri Haailin, Ar-Roobi'u Massu Qubulil
Aadamiyyi Aw Halqoti Duburihi Bibathnil Kaffi Aw Buthuunil Ashoobi'i
FASAL Segala yg membatalkan wudhu yaitu 4 perkara:
(1)
Sesuatu yang keluar daripada salah
satu dari 2 jalan dari qubul (kelamin
depan) dan dubur (kelamin belakang) baik berupa angin
atau (berupa) benda lain selain mani (sperma)
(2)
Hilangnya akal sebab tidur atau lainnya, kecuali tidurnya orang
yang duduk yang menetapkan pantatnya pada tanah (tempat duduk)
(3)
Bersentuhan antara kulit laki-laki dan wanita yang sudah sama-sama
dewasa, dari selain orang yang halal (keduanya tidak ada urusan mahram dan ketika
bersentuhan tidak ada penghalang)
(4)
Memegang (menyentuh) qubul anak adam dan lingkaran duburnya
dengan telapak tangan atau jari-jari bagian dalam (tapak jari-jari)
Keharaman Orang Batal Wudlu
Man Intaqodho wudhuu-uhu Haruma 'Alaihi 'Arba'atu Asyyaaa
: Ash-Sholaatu, Wath-Thowaafu, Wamassul Mush-hafi, Wahamluhu.
FASAL: Orang yg batal wudhunya haram atasnya 4 perkara:
(1)
Shalat
(2)
Thawaf
(3)
Menyentuh Qur’an
(4)
Membawa Qur’an
Keharaman Orang Junub
Wayahrumu 'Alal Junubi Sittatu Asyyaa-a : Ash-Sholaatu,
Wath-Thowaafu, Wamassul Mush-hafi, Wahamluhu, Wallubtsu Fil Masjidi,
Waqirooatul Qur-aani Biqoshdil Qur-aani.
Haram bagi orang Junub, 6 perkara:
(1)
Shalat
(2)
Thawaf
(3)
Menyentuh Qur’an
(4)
Membawa Qur’an
(5)
Diam didalam masjid
(6)
Membaca Qur’an
Keharaman Orang Haid
Wayahrumu Bilhaidhi
'Asyarotu Asyyaa-a : Ash-Sholaatu, Wath-Thowaafu, Wamassul Mush-hafi,
Wahamluhu, Wallubtsu Fil Masjidi, Waqirooatul Qur-aani Biqoshdil Qur-aani,
Wash-Shoumu, Wath-Tholaaqu, Walmuruuru Fil Masjidi In Khoofat Talwiitsahu, Wal
Istimnaa'u Bimaa Bainassurroti Warrukbati
Haram bagi orang (wanita) Haid, 10 perkara:
(1)
Shalat
(2)
Thawaf
(3)
Menyentuh al-Qur’an
(4)
Membawa al-Qur’an
(5)
Diam didalam masjid
(6)
Membaca al-Qur’an
(7)
Puasa
(8)
Thallaq
(9)
Lewat di Masjid, sebab dikhawatirkan mengotorinya
(10) Bersenang-senang (jima’/lainnya) antara pusar dan lutut
Sebab
Bolehnya Tayammum
Asbaabuttayammumi
Tsalaatsatun : Faqdul Maa-i, Walmarodhu, Wal Ihtiyaaju Ilaihi Li'athosyi
Hayawaanin Muhtaromin.
FASAL: Sebab-sebab (melakukan) Tayammum, 3 perkara:
(1)
Tidak ada air
(2)
Sakit
(3) Air
dibutuhkan untuk memberi minum binatang yang dimulyakan (dihormati syara’ yang
sedang kehausan)
binatang
yang mulya menurut syara’
Waghoyrul Muhtaromi
Sittatun : Taarikush-Sholaati, Wazzaanil Muhshonu, Walmurtaddu, Walkaafirul
Harbiyyu, Walkalbul 'Aquuru, Walkhinziiru.
Adapun binatang yang tidak dianggap mulya menurut syara’ ada 6 macam:
(1)
Orang yang meninggalkan shalat
(2)
Orang yang berzina mukhsan
(3)
Oang Murtad
(4)
Kafir harbi
(5)
Anjing yang galak
(6)
Babi yang galak
Syarat
Tayammum
Syuruuthu At-Tayammumi
'Asyarotun : An Yakuuna Bituroobin, Wa An Yakuunatturoobu Thoohiron, Wa An Laa
Yakuuna Musta'malan, Wa An Laa Yukhoolithuhu Daqiiqun Wanahwuhu, Wa An
Yaqshidahu, Wa An Yamsaha Wajhahu Wayadaihi Bidorbataini, Wa An
Yuziilannajaasata Awwalan, Wa An Yajtahida Fil Qiblati Qoblahu, Wa An
Yakuunattayammumu Ba'da Dukhuulil Waqti, Wa An Yatayammama Likulli Fardhin.
FASAL: Syarat-syarat Tayammum, ada 10 perkara:
(1)
Harus dengan debu
(2)
Harus dengan (debu) yang suci
(3)
Debu tersebut bukan debu yang musta’mal
(4)
Debu tidak tercampuri dengan tepung atau lainnya
(5)
Orang tersebut bermaksud menggunakan debu untuk bertayammum
(6)
Harus menyapu mukanya dan dua tangannya dengan 2 kali
(7)
harus menghilangkan
najis d pada permulaannya
(8) berijtihad pada kiblat sebelum
tayammum
(9)
Tayammum harus setelah masuk waktu shalat
(10) Satu kali tayammum untuk satu kali shalat fardhu
Fardhu
Tayammum
Furuudhuttayammumi
Khomsatun : Al-Awwalu Naqlutturoobi, Ats-Tsaani Anniyyatu, Ats-Tsaalitsu Mashul
Wajhi, Ar-Roobi'u Mashul Yadaini Ilal Mirfaqoini Al-Khoomisu At-Tartiibu Bainal
Mashataini.
FASAL: Fardhu-fardhu tayammum ada 5 perkara:
(1)
Memindahkan debu
(2)
Niat
(3)
Mengusap wajah
(4)
Mengusah kedua tangan hingga ke siku
(5)
Tertip diantara usapan tersebut (muka kemudian tangan)
Batal
Tayammum
Mubthilaatuttayammumi
Tsalatsatun : Maa Abtholal Wudhuu-a, Warriddatu, Watawahhumul Maa-i In
Yatayammama Lifaqdihi.
FASAL: Segala yg membatalkan tayammum ada 3 perkara:
(1)
Setiap perkara yang membatalkan pada wudlu
(2)
Murtad
(3)
Menduga ada air jika tayammunya karena ketiadaan air
Benda
Najis Yang Bisa Jadi Suci
Alladzii Yathhuru
Minannajaasaati Tsalaatsatun : Al-Khomru Idzaa Takhollalat Binafsiha, Wajildul
Maytati Idzaa Dubigho, Wa Maa Shooro Hayawaanan.
FASAL: Benda-benda najis yang bisa menjadi suci ada 3 macam:
(1)
Khamar (arak) yang berubah dengan sendirinya menjadi cuka
(2)
Kulit bangkai jika sudah di samak
(3)
Hewan sembelihan
Macam
Najis
Annajaasaatu
Tsalaatsun : Mughollazhotun, Wa Mukhoffafatun, WaMutawassithotun.
Wal Mughollazhotu Najaasatul Kalbi Wal Khinzhiiri Wafar'i Ahadihima. Wal
Mukhoffafatu Baulushshobiyyi Alladzii Lam Yath'am Ghoyrollabani Walam Yablughil
Haulaini. wal Mutawassithotu Saairunnajaasaati.
FASAL: Najis ada 3 macam:
(1)
Najis Mughalladhah (berat)
(2)
Najis Mukhaffafah (ringan)
(3)
Najis Mutawassithah (sedang)
Najis Mughalladhah adalah najisnya anjing dan babi serta najisnya
keturunan dari kedua binatang tersebut
Najis Mukhaffafah adalah najisnya air kencing anak laki-laki
yang belum berusia dua tahun dan belum makan kecuali air susu ibu
Najis Mutawassithah adalah semua najis (selain Mughalladhah dan
Mukhaffafah)
Al-Mughollazhotu
Tathhuru Bighoslihaa Sab'an Ba'da Izaalati 'Ainihaa Ihdaahunna Bituroobin. Wal
Mukhoffafatu Tathhuru Birosysyil Maa-i 'Alaihaa Ma'al Gholabati Waizaalati
'Ainihaa.
FASAL: (Cara Mensucikan) Najis Mughalladhah: Dengan cara
mencucinya harus dibasuh dengan 7-kali basuhan dimana
salah satunya dicampur dengan debu yang suci. Najis Mukhaffafah: cukup disiram dengan
air sehingga najisnya hilang
Wal Mutawassithotu
Tanqosimu Ilaa Qismaini : ' Ainiyyatun WaHukmiyyatun. Al'Ainiyyatu
Allatii Lahaa Launun Wa Riihun Wa Tho'mun Falaa
Budda Min Izaalati Launihaa Wa Riihahaa Wa Tho'mihaa. Wal Hukmiyyatu Allatii Laa Launa Walaa Riiha Walaa Tho'ma Kafaa Jaryul
Maa-i 'Alaihaa.
Najis Mutawassithah dibagi menjadi 2 jenis:
(1) Najis Ainiyah (2) Najis Hukmiyah, (adapun)
Ainiyah yaitu najis yang masih ada warna, bau dan rasanya, maka najis seperti
ini harus dihilangkan warna, bau dan rasanya, Hukmiyah yaitu najis yang berbau dan berwarna serta
rasanya sudah tidak ada (tinggal hukumnya saja) maka cara mensucikannya cukup
dengan mengalirkan air saja ke najasah.
Masa
Haid
Aqollul Haidhi Yaumun Wa Lailatun Wa Ghoolibuhu Sittun Aw
Sab'un Wa Aktsaruhu Khomsata 'Asyaro Yauman Bilayaaliihaa. Wa Aqolluth-Thuhri
Bainal Haidhotaini Khomsata 'Asyaro Yauman Walaa Hadda Liaktsarihi
FASAL: Paling sedikit (masa) Haid, sehari-semalam. Sedangkan yang
biasa/lumrah adalah 6-hari atau 7-hari (seminggu) dan paling lama adalah
15-hari dan malam. Adapun paling sedikitnya masa suci antara
2-kali haid adalah 15-hari dan paling lama tiada batasnya ( biasa/lumrahnya 24-hari
atau 23-hari)
Masa
Nifas
Aqollun-Nifaasi Majjatun Wa Ghoolibuhu Arba'uuna Yauman
Wa Aktsaruhu Sittuuna Yauman.
Sekurang-kurangnya nifas yaitu sekali meludah (segejrotan) dan biasa/lumrahnya 40 hari dan
paling banyaknya 60 hari