Tarjamah Kitab Uqudulujain [Jilid 3/3]

“UQUUDU LUJAIN FII BAYAANI HUQUUQUZZAUJAINI”
(Jilid 3)
(Editor by: mr_dijee)
BAB 21
LARANGAN BERDUAAN DI TEMPAT YANG SUNYI
Tersebut dalam riwayat bahwa Rasulullah S.A.W bersabda : ”Takutlah kamu dari menyepi (berduaan) dengan perempuan. Demi Dzat yang diriku berada dalam kekuasaanNYA, tidaklah orang lelaki yang menyepi ber sama dengan orang perempuan (yakni berpacaran), kecuali syethan menyusup di antara mereka berdua. Sungguh seorang yang berdesak desakkan dengan babi yang berlepotan lumpur itu jauh lebih baik dari pada berdesak desakkan(bersenggolan)dengan pundak perempuan yang tidak halal baginya”.
Rasulullah S.A.W bersabda:”Orang perempuan itu merupakan jerat-jeratnya syethan (yakni perangkapnya), dan kalaulah bukan karena syahwat, tentu kaum wanita tidak akan menguasai (menundukkan) kaum lelaki”. (al hadits) Ada pepatah mengatakan “IDZAA QAAMA DZAKARUR RAJULI DZAHABA TSULUUTSA ‘AQLIHI”Apabila kelamin lelaki bangkit maka hilanglah sepertiga akalnya”.

Tarjamah Kitab Uqudulujain [Jilid 2/3]

 “UQUUDU LUJAIN FII BAYAANI HUQUUQUZZAUJAINI”
(Jilid 2)
(Editor by: mr_dijee)
BAB 14
PERTANYAAN PERTAMA PADA SUAMI DAN ISTRI
Rasulullah bersabda :”AWWALU MAA TUS-ALUL MAR-ATU YAUMAL QIYAAMATI ‘ANSHOLAATIHAA WA’AN BA’LIHAA” (al hadits) “Pertama kali yang di pertanyakan kepada seorang isteri pada hari kiamat adalah tentang sholatnya dan suaminya”.
Rasulullah bersabda:”Permulaan yang di perhitungkan dari seseorang lelaki (suami) adalah mengenai shalatnya, kemudian tentang istrinya dan perkaraperkara yang di kuasainya. Jika pergaulannya bersama mereka baik dan lelaki itu berlaku baik kepada semuanya, maka Allah berbuat bagus kepadanya. Dan permulaan perkara yang di perhitungkan (yakni dihisab)bagi perempuan adalah tentang shalatnya kemudian tentang hak-hak suaminya. (al hadits)

Tarjamah Kitab Uqudulujain [Jilid 1/3]

“UQUUDU LUJAIN FII BAYAANI HUQUUQUZZAUJAINI”
(Jilid 1)
(Editor by: mr_dijee)
BAB 1
Shahabat-shahabat yang dirahmati oleh Alloh S.W.T, Alhamdulillah segala puji tersanjung kehadirat Alloh S.W.T Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada sayyidina Muhammad S.A.W beserta keluarganya dan para shahabat, sejumlah bilangan semua perkara yang diketahui Alloh. “Amma ba’du”.
Izinlah kami menulis buletin ini dengan suatu pegangan kitab, yang insya Alloh kami ambil dari kitab “UQUUDU LUJAIN FII BAYAANI HUQUUQUZZAUJAINI” Kami sangat berharap memperoleh pertolongan Alloh, keikhlasan, diterima dan ber manfa’at dalam segala hal yang berkaitan dengan risalah yang kami tulis ini, semata karena kemuliaan sayyidina
Muhammad S.A.W para istrinya anak cucunya dan golongan beliau. Risalah ini kami hadiahkan kepada kedua orang tua kami, dengan harapan memperoleh pengampuan dari Alloh, dan mudah-mudahan derajatnya ditinggikan. Sesungguhnya Alloh S.W.T adalah dzat yang maha luas pengampunan Nya dan dzat Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Terjemah kitab Safinah An-Najah [1/3]

Safinah An-Najah 

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamin
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam

Wabihii Nasta'iinu 'Alaa Umuuriddunyaa Waddiini Washollallaahu 'Alaa Sayyidinaa Muhammadin Khootamannabiyyiina Wa Aalihii Washohbihii Ajma'iina.
Dan dengannya kami mohon pertolongan atas segala urusan dunia dan agama. Dan Allah bersholawat atas junjungan kita Muhammad penutup para Nabi dan atas keluarganya dan sahabatnya semua

Walaa Hawla Walaa Quwwata Illaa Billaahil'aliyyil 'Azhiim.
Dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi Maha Agung.

 Rukun Islam
Arkaanul Islaami Khomsatun : Syahaadatu An Laa Ilaaha Illallaahu Wa Annna Muhammadan Rosuulullaahi, Wa Iqoomushsholaati, Wa Iitaauzzakaati, Wa Shoumu Romadhoona, Wa Hijjul Baiti Man Istathoo'a Ilaihi Sabiilan.
FASAL Rukun Islam ada 5 perkara:
(1) Syahadat; Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah
(2) Mendirikan (mengerjakan) shalat
(3) Membayar zakat
(4) Berpuasa ramadhan
(5) Berhaji ke bait (Allah) bagi yang mampu untuk (biaya) perjalanan

Rukun Iman
Arkaanul Iimaani Sittatun : An Tu'mina Billaahi, Wa Malaaikatihii, Wa Kutubihii, Wa Rusulihii, Walyaumil Aakhiri, Wabilqodari Khoyrihi Wasyarrihi Minalaahi Ta'aalaa.
FASAL Rukun Iman ada 6 perkara:
(1) Beriman kepada Allah
(2) beriman Malaikat Allah
(3) beriman kepada kitab Allah
(4) beriman kepada Rasul Allah
(5) beriman kepada hari akhir (kiamat)
(6) beriman kepada takdir yang baik dan takdir yang buruk dari Allah Ta’ala
Wama'naa Laa Ilaaha Illallaahu Laa Ma'buda Bihaqqin Fil Wujuudi Illallaahu.
FASAL Pengertian kalimat Lailahailallah” adalah bahwa tiada yang patut disembah secara haq didalam keberadaannya kecuali hanya Allah

Tanda-tanda Baligh
'Alaamaatul Buluughi Tsalaatsun : Tamaamu Khomsa 'Asyaro Sanatan Fidzdzakari Wal Untsaa, Wal Ihtilaamu Fidzdzakari Wal Untsaa Litis'i Siniina, Wal Haidhu Fil Untsaa Litis'i Siniina
FASAL Tanda-tanda baligh ada 3 perkara:
(1) sempurna umurnya 15-tahun pada baik laki-laki dan perempuan
(2) bermimpi (mimpi basah) baik laki-laki dan perempuan karena (berumur) 9-tahun
(3) Haid pada perempua karena (berumur) 9-tahun

Thoharoh/Bersuci
Syuruuthul Istinjaai Bilhajari Tsamaaniyatun : An Yakuuna Bitsalaatsati Ahjaarin, Wa An Yunqiya Al-Mahalla, Wa An Laa Yajiffa An-Najisu, Walaa Yantaqila, Walaa Yathroa 'Alaihi Aakhoru, Walaa Yujaawiza Shofhatahu Wahasyafatahu, Walaa Yushiibahu Maaun, Wa An Laa Takuuna Al-Ahjaaru Thoohirotan
FASAL Syarat sah beristinja’ dengan batu ada 8 perkara:
(1) Hendaknya dengan 3-batu
(2) (Ketiga batu) bisa membersihkan tempat (najis)
(3) Najis belum kering
(4) Najis belum berpindah ke tempat lain
(5) Tidak bercampur dengan najis lain
(6) Tidak melampaui Hasyafah (bila kencing)
(7) Tidak terkena air
(8) Harus dengan batu yang suci

Fardhu wudlu’
Furuudh Al-Wudhuui Sittatun : Al-Awwalu Anniyyatu, Ats-Tsaani Ghoslu Al-Wajhi, Ats-Tsaalitsu Ghoslu Al-Yadaini Ma'a Al-Mirfaqoini, Ar-Roobi'u Mashu Syaiin Min Ar-Ro'si, Al-Khoomisu Ghoslu Ar-Rijlaini Ilaa Al-Ka'baini, As-Saadisu At-Tartiibu.
FASAL Fardhu wudlu’ ada 6 perkara:
(1) Niat
(2) Membasuh wajah
(3) Membasuh kedua tangan besert kedua siku
(4) Membasuh sebagian dari kepala (kulit/rambut)
(5) Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki
(6) Tertib

Tentang Niat
Wanniyyatu Qoshdu Asy-Syaii Muqtarinan Bifi'lihi. Wa Mahalluhaa Al-Qolbu. Wattalaffuzhu Bihaa Sunnatun. Wa Waqtuhaa 'Inda Ghosli Awwali Juz'in Minal wajhi
FASAL Niat adalah menyengaja sesuatu bersamaan dengan pekerjaannya, adapun tempatnya niat didalam hati sedangkan mengucapkan dengan lisan itu sunnah. Waktu niat ketika membasuh muka (bila mengerjakan wudlu’)
Tentang Tertib
Wattartiibu An Laa Tuqoddima 'Udhwan 'Alaa 'Udhwin
Adapun Tertib adalah tidak mendahulukan (membasuh/mengerjakan) anggota wudlu’ atas anggota wudlu (yang seharusnya diakhirkan)

Macam2 Air (Water)
Walmaau Qoliilun Wa Katsiirun. Al-Qoliilu Maa Duunal Qullataini. Walkatsiiru Qullataani Fa Aktsaru 
FASAL Air terbagi menjadi 2, air sedikit dan air banyak:
(1) Air sedikit adalah air yang kurang dari kulah
(2) Air banyak adalah air yang mencapai 2-kulah atau lebih
Keterangan: 2 Kullah bila diukur dengan liter yaitu 216 liter kurang lebih, bila diukur wadahnya yaitu 60 cm x 60 cm x 60 cm
Qoliilu Yatanajjasu Biwuquu'innajaasati Fiihi Wain Lam Yataghoyyar. Walkatsiiru Laa Yatanajjasu Illaa Idzaa Taghoyyaro Tho'muhu, Aw Lawnuhu, Aw Riihuhu
Air sedikit jika terkena najis maka dihukum air mutanajis walaupun tidak berubah. Sedangkan air banyak, jika kejatuhannajis tidak dihukumi air mutanajis kecuali bila berubah rasa, warna dan baunya

Penyebab Wajib Mandi
Muujibaatul Ghusli Sittatun : Iilaajul Hasyafati Fil Farji, Wakhuruujul Maniyyi, Wal Haidhu, Wannifaasu, Wal Wilaadat, Wal Mautu
FASAL Kewajiban mandi ada 6 perkara:
(1) Memasukkan hasyafah kedalam farji’
(2) Keluar sperma
(3) Haid
(4) Nifas
(5) Melahirkan
(6) Mati

Fardhu Mandi
Furuudhul Ghusli Itsnaani : Anniyyatu, Wata'miimul Badani Bil Maa'i
FASAL Fardhu mandi ada 2 perkara:(1) Niat, (2) Meratakan air keseluruh badan

Syarat Wudlu
Syuruuthul Wudhuui 'Asyarotun : Al-Islamu, Wattamyiizu, Wannaqoou 'Anil Haidhi Wannifaasi Wa'an Maa Yamna'u Wushuulal Maai Ilal Basyaroti, Wa An Laa Yakuuna 'Alal 'Udhwi Maa Yughoyyirul Maa-a, Wal'ilmu Bifardhiyyatihi, Wa An Laa Ya'taqida Fardhon Min Furuudhihi Sunnatan, Wal Maau Ath-Thohuuru, Wadukhuulul Waqti, Wal Muwaalatu Lidaaimil Hadatsi
FASAL Syarat wudlu ada 10 perkara:
(1) Islam
(2) Tamyis
(3) Bersih dari haid
(4) Bersih dari nifas
(5) Bebas dari sesuatu yang bisa menghalangi sampainya air ke kulit
(6) Tidak boleh ada satupun pada anggota wudlu’ yang bias merubah air
(7) Mengetahui fardhu wudlu
(8) Tidak boleh beri’tiqad (menganggap) satu perbuatan fardhu diantara fardhu fardhu wudlu dianggap sunnah
(9) Harus dengan air yang membersihkan
(10)) Harus setelah memasuki waktu shalat bagi orang yang “dai’mul hadats” (selalu berhadats)

Batal Wudlu
Nawaaqidul Wudhuui Arba'atu Asyyaa-a : Al-Awwalu Al-Khooriju Min Ihdassabilaini Minal Qubuli Wadduuri Riihun Aw Ghoyruhu Illal Maniyya, Ats-Tsaani Zawaalul 'Aqli Binaumin Aw Ghoyrihi Illaa Nauma Qoo'idin Mumakkanin Maq'adahu Minal Ardhi, Ats-Tsaalitsu Iltiqoou Basyarotai Rojulin Wamroatin Kabiiroini Ajnabiyyaini Min Ghoyri Haailin, Ar-Roobi'u Massu Qubulil Aadamiyyi Aw Halqoti Duburihi Bibathnil Kaffi Aw Buthuunil Ashoobi'i
FASAL Segala yg membatalkan wudhu yaitu 4 perkara:
(1) Sesuatu yang keluar daripada salah satu dari 2 jalan dari qubul (kelamin depan) dan dubur (kelamin belakang) baik berupa angin atau (berupa) benda lain selain mani (sperma)
(2) Hilangnya akal sebab tidur atau lainnya, kecuali tidurnya orang yang duduk yang menetapkan pantatnya pada tanah (tempat duduk)
(3) Bersentuhan antara kulit laki-laki dan wanita yang sudah sama-sama dewasa, dari selain orang yang halal (keduanya tidak ada urusan mahram dan ketika bersentuhan tidak ada penghalang)
(4) Memegang (menyentuh) qubul anak adam dan lingkaran duburnya dengan telapak tangan atau jari-jari bagian dalam (tapak jari-jari)

Keharaman Orang Batal Wudlu
Man Intaqodho wudhuu-uhu Haruma 'Alaihi 'Arba'atu Asyyaaa : Ash-Sholaatu, Wath-Thowaafu, Wamassul Mush-hafi, Wahamluhu.
FASAL: Orang yg batal wudhunya haram atasnya 4 perkara:
(1) Shalat
(2) Thawaf
(3) Menyentuh Qur’an
(4) Membawa Qur’an

Keharaman Orang Junub
Wayahrumu 'Alal Junubi Sittatu Asyyaa-a : Ash-Sholaatu, Wath-Thowaafu, Wamassul Mush-hafi, Wahamluhu, Wallubtsu Fil Masjidi, Waqirooatul Qur-aani Biqoshdil Qur-aani.
Haram bagi orang Junub, 6 perkara:
(1) Shalat
(2) Thawaf
(3) Menyentuh Qur’an
(4) Membawa Qur’an
(5) Diam didalam masjid
(6) Membaca Qur’an

Keharaman Orang Haid
Wayahrumu Bilhaidhi 'Asyarotu Asyyaa-a : Ash-Sholaatu, Wath-Thowaafu, Wamassul Mush-hafi, Wahamluhu, Wallubtsu Fil Masjidi, Waqirooatul Qur-aani Biqoshdil Qur-aani, Wash-Shoumu, Wath-Tholaaqu, Walmuruuru Fil Masjidi In Khoofat Talwiitsahu, Wal Istimnaa'u Bimaa Bainassurroti Warrukbati
Haram bagi orang (wanita) Haid, 10 perkara:
(1) Shalat
(2) Thawaf
(3) Menyentuh al-Qur’an
(4) Membawa al-Qur’an
(5) Diam didalam masjid
(6) Membaca al-Qur’an
(7) Puasa
(8) Thallaq
(9) Lewat di Masjid, sebab dikhawatirkan mengotorinya
(10) Bersenang-senang (jima’/lainnya) antara pusar dan lutut

Sebab Bolehnya Tayammum
Asbaabuttayammumi Tsalaatsatun : Faqdul Maa-i, Walmarodhu, Wal Ihtiyaaju Ilaihi Li'athosyi Hayawaanin Muhtaromin.
FASAL: Sebab-sebab (melakukan) Tayammum, 3 perkara:
(1) Tidak ada air
(2) Sakit
(3) Air dibutuhkan untuk memberi minum binatang yang dimulyakan (dihormati syara’ yang sedang kehausan)

binatang yang mulya menurut syara’
Waghoyrul Muhtaromi Sittatun : Taarikush-Sholaati, Wazzaanil Muhshonu, Walmurtaddu, Walkaafirul Harbiyyu, Walkalbul 'Aquuru, Walkhinziiru.
Adapun binatang yang tidak dianggap mulya menurut syara’ ada 6 macam:
(1) Orang yang meninggalkan shalat
(2) Orang yang berzina mukhsan
(3) Oang Murtad
(4) Kafir harbi
(5) Anjing yang galak
(6) Babi yang galak

Syarat Tayammum
Syuruuthu At-Tayammumi 'Asyarotun : An Yakuuna Bituroobin, Wa An Yakuunatturoobu Thoohiron, Wa An Laa Yakuuna Musta'malan, Wa An Laa Yukhoolithuhu Daqiiqun Wanahwuhu, Wa An Yaqshidahu, Wa An Yamsaha Wajhahu Wayadaihi Bidorbataini, Wa An Yuziilannajaasata Awwalan, Wa An Yajtahida Fil Qiblati Qoblahu, Wa An Yakuunattayammumu Ba'da Dukhuulil Waqti, Wa An Yatayammama Likulli Fardhin.
FASAL: Syarat-syarat Tayammum, ada 10 perkara:
(1) Harus dengan debu
(2) Harus dengan (debu) yang suci
(3) Debu tersebut bukan debu yang musta’mal
(4) Debu tidak tercampuri dengan tepung atau lainnya
(5) Orang tersebut bermaksud menggunakan debu untuk bertayammum
(6) Harus menyapu mukanya dan dua tangannya dengan 2 kali
(7) harus menghilangkan najis d pada permulaannya
(8) berijtihad pada kiblat sebelum tayammum
(9) Tayammum harus setelah masuk waktu shalat
(10) Satu kali tayammum untuk satu kali shalat fardhu

Fardhu Tayammum
Furuudhuttayammumi Khomsatun : Al-Awwalu Naqlutturoobi, Ats-Tsaani Anniyyatu, Ats-Tsaalitsu Mashul Wajhi, Ar-Roobi'u Mashul Yadaini Ilal Mirfaqoini Al-Khoomisu At-Tartiibu Bainal Mashataini.
FASAL: Fardhu-fardhu tayammum ada 5 perkara:
(1) Memindahkan debu
(2) Niat
(3) Mengusap wajah
(4) Mengusah kedua tangan hingga ke siku
(5) Tertip diantara usapan tersebut (muka kemudian tangan)

Batal Tayammum
Mubthilaatuttayammumi Tsalatsatun : Maa Abtholal Wudhuu-a, Warriddatu, Watawahhumul Maa-i In Yatayammama Lifaqdihi.
FASAL: Segala yg membatalkan tayammum ada 3 perkara:
(1) Setiap perkara yang membatalkan pada wudlu
(2) Murtad
(3) Menduga ada air jika tayammunya karena ketiadaan air

Benda Najis Yang Bisa Jadi Suci
Alladzii Yathhuru Minannajaasaati Tsalaatsatun : Al-Khomru Idzaa Takhollalat Binafsiha, Wajildul Maytati Idzaa Dubigho, Wa Maa Shooro Hayawaanan.
FASAL: Benda-benda najis yang bisa menjadi suci ada 3 macam:
(1) Khamar (arak) yang berubah dengan sendirinya menjadi cuka
(2) Kulit bangkai jika sudah di samak
(3) Hewan sembelihan

Macam Najis
Annajaasaatu Tsalaatsun : Mughollazhotun, Wa Mukhoffafatun, WaMutawassithotun. Wal Mughollazhotu Najaasatul Kalbi Wal Khinzhiiri Wafar'i Ahadihima. Wal Mukhoffafatu Baulushshobiyyi Alladzii Lam Yath'am Ghoyrollabani Walam Yablughil Haulaini. wal Mutawassithotu Saairunnajaasaati.
FASAL: Najis ada 3 macam:
(1) Najis Mughalladhah (berat)
(2) Najis Mukhaffafah (ringan)
(3) Najis Mutawassithah (sedang)
Najis Mughalladhah adalah najisnya anjing dan babi serta najisnya keturunan dari kedua binatang tersebut
Najis Mukhaffafah adalah najisnya air kencing anak laki-laki yang belum berusia dua tahun dan belum makan kecuali air susu ibu
Najis Mutawassithah adalah semua najis (selain Mughalladhah dan Mukhaffafah)
Al-Mughollazhotu Tathhuru Bighoslihaa Sab'an Ba'da Izaalati 'Ainihaa Ihdaahunna Bituroobin. Wal Mukhoffafatu Tathhuru Birosysyil Maa-i 'Alaihaa Ma'al Gholabati Waizaalati 'Ainihaa.
FASAL: (Cara Mensucikan) Najis Mughalladhah: Dengan cara mencucinya harus dibasuh dengan 7-kali basuhan dimana salah satunya dicampur dengan debu yang suci. Najis Mukhaffafah: cukup disiram dengan air sehingga najisnya hilang
Wal Mutawassithotu Tanqosimu Ilaa Qismaini : ' Ainiyyatun WaHukmiyyatun. Al'Ainiyyatu Allatii Lahaa Launun Wa Riihun Wa Tho'mun Falaa Budda Min Izaalati Launihaa Wa Riihahaa Wa Tho'mihaa. Wal Hukmiyyatu Allatii Laa Launa Walaa Riiha Walaa Tho'ma Kafaa Jaryul Maa-i 'Alaihaa.
Najis Mutawassithah dibagi menjadi 2 jenis: (1) Najis Ainiyah (2) Najis Hukmiyah, (adapun)
Ainiyah yaitu najis yang masih ada warna, bau dan rasanya, maka najis seperti ini harus dihilangkan warna, bau dan rasanya, Hukmiyah yaitu najis yang berbau dan berwarna serta rasanya sudah tidak ada (tinggal hukumnya saja) maka cara mensucikannya cukup dengan mengalirkan air saja ke najasah.

Masa Haid
Aqollul Haidhi Yaumun Wa Lailatun Wa Ghoolibuhu Sittun Aw Sab'un Wa Aktsaruhu Khomsata 'Asyaro Yauman Bilayaaliihaa. Wa Aqolluth-Thuhri Bainal Haidhotaini Khomsata 'Asyaro Yauman Walaa Hadda Liaktsarihi
FASAL: Paling sedikit (masa) Haid, sehari-semalam. Sedangkan yang biasa/lumrah adalah 6-hari atau 7-hari (seminggu) dan paling lama adalah 15-hari dan malam. Adapun paling sedikitnya masa suci antara 2-kali haid adalah 15-hari dan paling lama tiada batasnya ( biasa/lumrahnya 24-hari atau 23-hari)

Masa Nifas
Aqollun-Nifaasi Majjatun Wa Ghoolibuhu Arba'uuna Yauman Wa Aktsaruhu Sittuuna Yauman.
Sekurang-kurangnya nifas yaitu sekali meludah (segejrotan) dan biasa/lumrahnya 40 hari dan paling banyaknya 60 hari